Belajar beladiri, belajar kerendahan hati |
Karena dikenal menguasai ilmu beladiri, dia ditantang berkelahi. Dengan tersenyum dia menolak untuk meladeni mereka untuk berkelahi. Padahal dengan kemampuannya sangat mudah baginya mengalahkan mereka.
Ternyata para pemabuk tak begitu saja memberikan ijin untuk memasuki desanya. Mereka memberikan persyaratan yaitu dia harus berjalan menunduk melewati selangkangan kaki para pemabuk. Syarat ini langsung disetujuinya tanpa penolakan sedikit pun. Akhirnya dengan mengalah Ksatria itu menuruti kemauan para pemabuk itu.
Beberapa malam setelah kejadian tersebut, desa ini dikepung ratusan perampok berkuda. Mereka dengan beringas menjarah semua harta benda penduduk desa itu. Untunglah, sang Ksatria sedang berada di desanya. Dia dengan enteng meladeni perkelahian dan membuat semua perampok lari terbirit-birit mendapati kehebatan Ksatria itu.
Seorang pemabuk yang pernah mengerjai Ksatria itu juga sangat kagum dengan kehebatannya. Dalam hatinya berkecamuk, mengapa sang Ksatria tidak melawan sama sekali ketika dikerjainya? Pertanyaan ini pun dilontarkan pada Ksatria yang rendah hati itu. Ksatria tersebut menjelaskan kalau kemampuan beladiri bukanlah untuk dipamerkan. Tetapi digunakan untuk melindungi dan melayani sesama. Sehingga kelebihan yang dimiliki tidak berubah menajdi kutukan. Karena pada dasarnya belajar beladiri adalah belajar untuk rendah hati.
Semoga cerita ini mengilhami siapapun untuk selalu menunjukan kasih sayang pada sesama. Sehingga semangat cinta damai tetap tertanam di sanubari. Gunakanlah segenap kemampuan untuk menolong, bukan untuk mengancam orang lain.
sumber: cintabeladiri.blogspot.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon